BUDAYA TARIAN LOKAL

 

BUDAYA TARIAN LOKAL

TARI LENGGANG NYAI

ILMU BUDAYA DASAR

 

 



 

 

 

 

DISUSUN OLEH

PRASASTI ADILA JAUHANI (11222506)

1EA07

 

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

 



KATA PENGANTAR

 

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan ilmiah yang berjudul, “BUDAYA TARIAN LOKAL” ini dapat kami selesaikan dengan baik. Saya  berharap penulisan ilmiah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang budaya tarian local.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ely Sapto Utomo selaku dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Harapan saya, informasi dan materi yang terdapat dalam penulisan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu saya memohon kritik dan saran yang membangun bagi penulisan kami selanjutnya.

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1   Latar Belakang

Seni tari merupakan budaya yang dapat di lestarikan, karena memiliki peran penting bagi masyarakat Indonesia, salah satu bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya, yang membuat bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang dari segi kesenian dapat membuat bangsa Indonesia semakin di kenal dengan beragam budayanya.

Kesenian merupakan unsur kebudayaan yang mempunyai ciri khusus yang menunjukan sifat-sifat kedaerahan yang berbeda dari daerah satu dengan daerah lainnya. Kesenian merupakan salah satu bagian dalam kehidupan manusia dan kesenian menjadi salah satu sarana untuk mengungkapkan gagasan-gagasan atau pemikiran. Dalam kegiatan berkesenian manusia mengekspresikannya melalui beberapa media antar lain melalui media gerak yaitu tari. Tari adalah bagian dari kebudayaan manusia yang dapat kita jumpai di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Kebudayaan masyarakat tersebut berkembang pada setiap daerah itu sendiri serta memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, kerena bisa memberikan berbagai manfaat seperti hiburan dan sarana komunikasi antara penonton / seniman.

Tari Lenggang Nyai adalah tarian yang bercerita tentang keinginan seorang perempuan untuk bebas memilih apa yang diingikannya. Dalam tarian ini, hal yang diinginkan oleh seorang perempuan tersebut dapat berupa keinginan untuk mendapatkan kebebasan dari penindasan terhadap kaum perempuan, keinginan untuk dapat memilih calon suami yang didamba, serta keinginan untuk hidup tenang dan bahagia. Cerita dalam tarian ini terinspirasi oleh kisah Nyai Dasima, sebuah kisah yang terkenal di masyarakat Betawi. Tari Lenggang Nyai dibawakan secara berkelompok, karakter tari Lenggang Nyai lebih banyak menggunakan bentuk-bentuk gerak yang lincah sebagai gambaran dan ciri khas masyarakat Betawi. Hal ini menjadi salah satu hal yang menginspirasi penulis untuk meneliti bagaimana budaya Betawi dapat menjadi inspirasi terciptanya tari lenggang nyai, serta menganalisis unsur budaya lain selain Betawi yang terdapat pada tari Lenggang Nyai.

 

1.2   Rumusan Masalah

 

a.       Pengertian dan sejarah Tari Lenggang Nyai

b.      Karakteristik Tari Lenggang Nyai

c.       Makna, nilai, dan fungsi tarian Lenggang Nyai

 

 

 

 

 

1.3   Tujuan Pembahasan

 

Tujuan utama kami menulis makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai yang memuaskan. Diluar itu, penulisan ini ditulis karena kami ingin mengingatkan kepada para pembaca bahwa begitu banyaknya  keunika-keunikan kesenian di Indonesia seperti seni tari ini yang harus selalu kita pelajari, kita lestarikan, dan kita kembangkan agar kesenian itu tidak hilang begitu saja, karena itu merupakan kebudayaan yang sangat berharga di Indonesia. Secara garis besar penulisan ilmiah ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan kami dengan cara berbagi pengalaman melalui penulisan ilmiaah ini kepada orang lain.

 



 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1     Pengertian dan sejarah Tari Lenggang Nyai

 

 

Tari Lenggang Nyai merupakan tarian kreasi baru yang diambil dari cerita rakyat Betawi. Nama ‘Lenggang Nyai’ berasal dari kata “lenggang” yang mempunyai arti “melenggak – lenggok” dan kata “Nyai” yang di ambil dari kisah hidup Nyai Dasimah. Tarian ini kerap disebut dengan Tari Betawi yang diciptakan tahun 1998 oleh seorang seniman asal Yogyakarta bernama Wiwik Widiastuti. Tarian Lenggang Nyai tercipta dari proses perpaduan kebudayaan,  seperti budaya Tionghoa, dan sebagainya. Ciri khas penggunaan suara musik pengiringnya riang, serta gerakan tari yang lemah gemulai. Dikisahkan, tarian ini terinspirasi dari kisah hidup Nyai Dasimah. Nyai Dasimah adalah seorang gadis Betawi yang berparas ayu. Saat itu Nyai Dasimah mengalami kebingungan untuk memilih pasangan hidup. Ia dihadapkan pada dua pilihan dengan dua kebangsaan berbeda, yaitu pria berkebangsaan Belanda dan berkebangsaan Indonesia. Setelah berpikir lama, akhirnya ia memilih pria berkebangsaan Belanda bernama Edward William. Selama pernikahan berlangsung, Edward banyak memberi aturan aturan yang mengekang Nyai Dasimah. Nyai merasa hak kebebasannya dirampas. Akhirnya ia memutuskan untuk berontak dan memperjuangkan hak kebebasannya sebagai wanita. Kisah itulah yang membuat Wiwik Widiastuti terinspirasi membuat tarian Lenggang Nyai untuk mengenang perjuangan Nyai Dasimah.

Tarian yang dibawakan oleh 4-6 perempuan ini merupakan tari kreasi baru namun terlihat seperti tari tradisional karena latar belakang terciptanya tarian tersebut. Untuk tari tradisional sendiri, biasanya pola lantai sudah diatur dan digunakan sesuai aturan. Berbeda dengan tari kreasi, pola lantai lebih bebas sehingga dapat disesuaikan dengan keinginan karena yang penting adalah keindahan dan keselarasan gerakan tari. Gerakan dalam tarian ini mencerminkan semangat dan kelincahan perempuan. Tarian ini memiliki gerakan yang unik seperti gerakan blonter, gerakan cindek nyai, dan gerakan palang tiga. Dalam pertunjukannya, gerakan tari yang lincah menggambarkan keceriaan dan keluwesan gadis Betawi. Kelincahan tersebut dapat dilihat dari gerak tubuh, kaki dan tangan penari yang bergerak dengan cepat tetapi tetap serasi dengan musik yang dimainkan. Beberapa gerakan juga menggambarkan kebingungan Nyai Dasimah saat menentukan pilihan untuk menentukan pendamping hidupnya.

 

2.2     Karakteristik Tari Lenggang Nyai

 

Tari Lenggang Nyai mengandung 32 unsur gerak yang dibawakan secara dinamis oleh 4-6 orang penari perempuan. Tarian ini mengambil sedikit gaya Cokek dan Tari Topeng dan ada pengaruh Cina di dalamnya Pakaian yang dikenakan para penari didominasi warna merah dilengkapi hiasan kepala khas budaya Tionghoa, diiringi musik gambang kromong dengan lantunan lagu sayur asem, dan tambahan lagu lain sesuai kreativitas pemusiknya.



Gambang Kromong adalah alat musik tradisional Betawi yang menggunakan seperangkat alat musik sejenis gamelan dan merupakan hasil perpaduan antara unsur jenis musik pribumi dan musik Cina. Alat musik ini memang berasal dari Cina yang kemudian berkembang dimasyarakat Betawi.

 

 

 

 

 

2.3     Makna, nilai, dan fungsi dari tarian Lenggang Nyai

 

 

Tari Lenggang Nyai yang berasal dari Betawi ini memiliki dua nilai yaitu nilai estetika dan nilai moral. Setiap kesenian tentu memiliki nilai keindahan, untuk nilai estetika terletak pada perpaduan sentuhan Cina dan Indonesia yang memiliki kesan berbeda. Selain nilai estetika, nilai moral juga disampaikan melalui gerakan-gerakannya. Tarian Lenggang Nyai memiliki beberapa nilai moral, yaitu Kebingungan, Kesedihan, Rasa malu, Keyakinan, Bahagia, Percaya diri, Keberanian, Cinta sejati.

Nilai moral pada Tarian ini merupakan pesan untuk perempuan yang sedang menetapkan pilihan hidup. Tarian Lenggang Nyai menyampaikan pesan bagi para perempuan untuk bisa menjadi seorang perempuan yang memiliki prinsip yang kuat. Dengan prinsip yang kuat, seorang perempuan berani mengambil keputusan dan menghadapi risiko dari keputusannya tersebut.

Tari Lenggang Nyai adalah tarian yang berfungsi sebagai hiburan, seni pertunjukan dan media pendidikan dimana Tari Lenggang Nyai ditampilkan pertamakali untuk acara Liga Mandiri di Gelora Bung Karno untuk membuat penonton tidak merasa bosan, disinilah menunjukan bahwa Tari Lenggang Nyai memiliki fungsi sebagai hiburan namun dengan seiring berjalannya waktu, Tari Lenggang Nyai sudah dikenal di masyarakat terbukti sering menjadi pementasan ketika acara pernikahan maupun acara lainnya. inilah bukti bahwa Tari Lenggang Nyai sebagai seni pertunjukan.

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1     Kesimpulan

Tari Lenggang Nyai merupakan tarian Betawi yang diciptakan oleh Ibu Wiwiek Widiyastuti pada tahu 2002 terdiri dari 32 unsur gerak yang dirangkai dalam gerak gaya Betawi dengan iringan Gambang Kromong dengan memakai lagu sayur asem yang ditambahkan dengan lagu kreativitas sang pemusik.

Dalam Tari Lenggang Nyai kita dapat mengerti bagaimana menjadi seorang wanita harus memiliki prinsip yang kuat dan berani mengambil keputusan dengan resiko apapun yang akan dihadapinya, berdasarkan atas nama cinta semua bisa dihadapi dengan hati dan pemikiran yang damai.

 

3.2     Saran

         

          Tari Lenggang Nyai merupakan salah satu kesenian lokal yang perlu adanya mendapatkan perhatian dan upaya-upaya baik dari seniaman maupun masyarakatnya. Upaya yang diharapkan tidak hanya sekedar pelestarian, melainkan juga perlu adanya proses regenerasi supaya kesenian ini sendiri tidak akan punah termakan zaman. Berdasarkan hal itu, penulis memberikan saran dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

             

Menurut penulis alangkah baiknya jika para tokoh seni serta para guru seni melakukan pengajaran kepada anak didiknya sesuai dengan nilai dan fungsi yang terkandung. Tidak kalah penting juga untuk para seniman dengan cerita Nyai Dasimah sebagai dasar Tari Lengang Nyai dengan cerita cintanya agar anak-anak yang masih berusia belia untuk tidak diajarkan berhubung isi yang terkandung merupakan cerita cinta yang menurut peneliti anak-anak dengan usia yang belum cukup matang tidak akan sampai pada pemikiran dari isi dari Tari Lenggang Nyai, para seniman sering kali lupa menyebutkan nama Wiwiek Widiyastuti selaku pencipta Tari Leggang Nyai. Alangkah bijakya manakala mereka para tokoh seni turut menyebut nama pencipta tari diawal pada saat Tari Lenggang Nyai akan ditampilkan, yang secara tidak langsung kita turut menghormati perjuangan tokoh pencipta tari serta menghormati beliau.

 

 

 

 

 

 


 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/news_web/detailnews/tari-lenggang-nyai-simbol-perjuangan-perempuan-betawi

http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2016-1-2-88209-341412014-bab1-28122016111609.pdf

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_sdt_0700747_chapter1.pdf

https://museumnusantara.com/tari-lenggang-nyai/

 

 

         

         

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SENI GAMBAR DAN LUKIS BUDAYA LOKAL